Kamis, 25 Juli 2013

Wisatawan Mulai Menjauh, Bali Perlu Tiru Sentosa Island

Pulau Bali harus cepat berbenah setelah beragam sorotan perihal kemacetan yang membuat banyak turis asing angkat kaki. Inovasi untuk menarik wisatawan dapat dilakukan melalui wisata terpadu.

Ide meniru wisata terpadu seperti Sentosa Island, Singapura, mulai dilirik para politisi di Bali. Bahkan, ketika PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) mendapakan izin dari Gubernur untuk mengembangkan Pulau Pudut di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, sikap penduduk dan politisi mulai menemui kontroversi, banyak pihak yang mendukung namun tak sedikit yang menolak.

Menurut Made Mudarta selaku Ketua DPD Partai Demokrat Bali, wacana reklamasi untuk wisata terpadu di Tanjung Benoa seharusnya disikapi dengan cara yang cermat berlandaskan kajian matang. 

Saat ini masih diupayakan kajian oleh Universitas Udayana (UNUD), sebagai lembaga ilmiah yang mengutamakan rasionalitas, sehingga wajib dihormati. Karena sekarang ini muncul kontroversi, dia setuju perlunya kajian secara berdaulat serta profesional sebagai pembanding.


"Ke depan jika didanai oleh APBD justru lebih bagus guna keperluan masyarakat. Yang rawan ketika kajian itu didanai oleh calon investor," ungkap Mudarta di Denpasar, Bali.

Pentingnya terobosan wisata di Bali sangat beralasan. Sebab dia mengamati adanya pergeseran tujuan wisata dunia yang tidak lagi mengandalkan Pulau Dewata. Peringkat Bali mulai tergeser oleh Afrika Selatan karena masalah kemacetan yang membuat turis mancanegara hengkang.

"Salah satunya tujuan wisata terpadu di area reklamasi Pulau Pudut yang kelak akan menjadi daya tarik wisatawan asing serta domestik," ungkapnya. Dia mengingatkan, tema pariwisata terpadu tersebut harus tetap mendukung pariwisata serta budaya dengan karakteristik wisata di Bali.

Seperti yang diketahui masyarakat Bali saat diramaikan dengan konsep reklamasi di atas area seluas 838 hektare. Menurut berita di lahan ini akan didirikan wisata terpadu yang akan dikembangkan oleh salah seorang pengusaha nasional Tomy Winata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar